12.12
MI Krandegan I
BAB II
PUASA RAMADLAN
A. Pengertian dan Syariat Puasa Ramadlan
Secara bahasa, kata puasa atau الصَّوْمُ berarti menahan diri. Secara istilah, puasa adalah ibadah dalam bentuk menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan lain-lain mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan.
Puasa terbagi menjadi 4, yaitu :
1. Puasa Wajib
Termasuk puasa wajib adalah puasa Ramadlan, nadzar dan kaffarat.
2. Puasa Sunnah
Termasuk puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis, Arafah, Syawwal, dsb.
3. Puasa Haram
Termasuk puasa haram adalah puasa pada hari Raya Idain (Tanggal 1 Syawwal dan 10 Dzulhijjah), Puasa pada hari Tasyrik (11-13 Dzulhijjah).
4. Puasa Makruh
Termasuk puasa makruh seperti puasa yang mengkhususkan hari Jum’at atau Sabtu, puasa di penghujung bulan Sya’ban, dsb.
Puasa Ramadlan adalah puasa wajib yang dikerjakan karena datangnya bulan suci Ramadlan. Mengerjakan puasa Ramadlan hukumnya adalah fardlu ‘ain bagi setiap muslim yang mukallaf.
Kewajiban menjalankan puasa Ramadlan telah ditegaskan oleh Allah swt. dalam Surah Al Baqarah ayat 183 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q.S. Al Baqarah : 183)
B. Rukun Puasa
Setiap muslim yang menjalankan puasa, hendaknya mengetahui rukun puasa, yakni hal-hal yang harus dipenuhi oleh orang yang berpuasa. Jika rukun puasa tidak terpenuhi, seseorang dainggap tidak berpuasa.
Rukun puasa sebagai berikut :
1. Niat
Niat adalah keinginan hati untuk berpuasa karena ingin melaksanakan perintah Allah swt. dan mendekatkan diri kepadaNya. Niat pada puasa Ramadlan dilakukan pada malam hari sebelum fajar.
Lafadz niat puasa Ramadlan :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ الشَّهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Artinya:
“Aku niat puasa pada hari esok untuk melaksanakan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala”.
2. Menahan Diri dari Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai matahari terbenam.
C. Syarat Wajib Puasa
Syarat wajib puasa adalah segala sesuatu yang menyebabkan seseorang wajib berpuasa. Seorang muslim yang belum memenuhi syarat wajib puasa maka ia belum dikenai kewajiban untuk mengerjakan puasa wajib, tetapi tetap mendapatkan pahala apabila mau mengerjakan ibadah puasa.
Syarat wajib puasa adalah sebagai berikut :
1. Beragama Islam
2. Berakal Sehat
3. Berbadan Sehat
4. Bermukim
5. Mampu menjalankan
6. Baligh
7. Tidak sedang haid atau nifas (bagi wanita)
D. Sunnah Puasa
Adapun amalan sunnah saat berpuasa adalah sebagai berikut :
1. Menyegerakan berbuka
2. Berdo’a ketika berbuka puasa.
Adapun lafadz do’a ketika berbuka puasa adalah :
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Artinya:
"Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang”.
3. Makan sahur
4. Bersiwak/menggosok gigi pada waktu pagi (sebelum terbit fajar)
5. Memperbanyak sedekah dan membaca Al Qur’an
6. Bersungguh-sungguh dalam beribadah dan beramal shalih
7. Menjauhkan diri dari perbuatan dan ucapan yang tidak baik
8. Menghidupkan malam Ramadlan dengan shalat Lail/shalat Tarawih
9. Memperbanyak i’tikaf, terutama 10 hari terakhir di bulan Ramadlan
E. Perbuatan yang Membatalkan Puasa
Adapun hal-hal yang dapat membatalkan puasa Ramadlan adalah sebagai berikut :
1. Makan atau minum dengan sengaja
2. Berhubungan suami istri di siang hari saat puasa
3. Murtad
4. Muntah dengan sengaja
5. Keluar mani dengan sengaja
6. Keluarnya darah haid atau nifas
7. Gila atau pingsan
Disamping itu ada pula beberapa perbuatan yang dapat menghilangkan pahala puasa sehingga puasa seseorang hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Diantaranya adalah: berdusta, mengumpat, menggunjing, bersumpah palsu, memandang dengan nafsu syahwat, dan lain-lain.
F. Orang-orang yang Diperbolehkan Tidak Puasa
Diantara mereka yang mendapatkan rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa antara lain:
1. Orang sakit yang tidak kuat untuk mengerjakan puasa. Ia boleh tidak berpuasa, tetapi wajib mengqada’ pada hari lain.
2. Orang yang sedang dalam bepergian jauh (musafir). Ia boleh tidak berpuasa, tetapi wajib mengqada’ pada hari lain.
3. Orang tua yang tidak mampu lagi berpuasa. Ia boleh tidak berpuasa, tetapi wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang fakir miskin.
4. Wanita yang sedang hamil atau menyusui. Ia boleh tidak berpuasa, tetapi harus membayar fidyah, dan juga mengganti puasanya di hari lain (bagi yang khawatir akan keselamatan bayinya).
Posted in: Berita
